Selasa, 05 Januari 2010

Disiplin Masih Sebatas Impian!

Nampaknya, penegakan disiplin masih akan menjadi kendala internal yang menghambat implementasi tahun 2010 sebagai tahun pengawasan di Provinsi Sulawesi Selatan.

Pada saat memberikan sambutan pembukaan Gelar Pengawasan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009, 31 Desember 2009, Gubernur Syahrul Yasin Limpo mencanangkan 2010 sebagai Tahun Pengawasan di provinsi ini.

Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan sebagai institusi pengawasan, tentu menjadi ujung tombak program ini, bahkan Inspektur Provinsi Sulawesi Selatan, Azikin Solthan menjadikan Tahun Pengawasan 2010 sebagai salah satu misi yang harus di sukseskan.

Salah satu hal yang menjadi kata kunci bagi aparat inspektorat dalam mensukseskan program ini adalah disiplin, "Disiplin adalah kesesuaian antara tindakan dan peraturan" demikian amanah yang selalu didengungkan Azikin di hadapan stafnya.

Tapi apa lacur, ternyata pelaksanaan disiplin ini memang mudah dikatakan tetapi sangat sulit di wujudkan. Hal ini kembali terbukti pada pelaksanaan apel pagi hari ini.

Jumlah aparat Inspektorat yang mengikuti pelaksanaan apel pagi hari ini tidak mencapai 50 % dari jumlah PNS Inspektorat. Hal ini sungguh menggelitik kesadaran kita semua sebagai aparat pengawas, bagaimana mau menegakkan disiplin pada instansi lain kalau di instansi sendiri bermasalah?

Padahal, senin 4 Januari 2010 kemarin, dalam sebuah pertemuan bersama aparatnya, Azikin Sholtan kembali menegaskan, "disiplin dimulai dari apel pagi!" tapi nyatanya? Bahkan akan ada punish bagi yang tidak disiplin, tapi ternyata itu belum mempan.

Nampaknya dibutuhkan sebuah langkah yang lebih tegas dalam mengatasi masalah ini apabila pencanangan 2010 sebagai Tahun Pengawasan mau disukseskan. Salah satunya ya, dengan disiplin yang dimuali dari diri sendiri. Semoga!

Selengkapnya…

Senin, 04 Januari 2010

Sukseskan Tahun Pengawasan 2010

"Memperbaiki kinerja Pemprov Sulsel merupakan misi saya sebagai inspektur", demikian tegas Inspektur Provinsi Sulawesi Selatan, Azikin Solthan.

Komitmen tersebut diungkapkan di hadapan seluruh aparat Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan pagi ini. Pada kesempatan itu, Azikin juga menegaskan bahwa dirinya tidak mau gagal dalam melaksanakan amanah ini.

Hal tersebut terkait dengan pencanangan 2010 sebagai Tahun Pengawasan di Provinsi Sulawesi Selatan. Pancanangan ini di lakukan oleh Gubernur Syahrul Yasin Limpo pada saat memberikan sambutan pembukaan Gelar Pengawasan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, 31 Desember 2009 yang lalu.

Menurut Azikin, untuk mensukseskan 2010 sebagai Tahun Pengawasan, setidaknya ada beberapa hal yang harus diwujudkan secara internal di Inspektorat Provinsi. "Kerjasama menjadi faktor penting dalam mensukseskan program ini!" tegas Azikin.

"Masalah kerjasama ini, saya mempunyai analogi sakit gigi. Kalau ada gigi yang sakit, maka sebaiknya dicabut saja daripada menyakiti yang lain. Kita ini ibarat satu tubuh", jelas Azikin.

Selain itu Azikin juga menekankan pentingnya kompetensi sumberdaya manusia Inspektorat, "perbaiki diri dulu sebelum memperbaiki orang lain". Untuk meningkatkan kualitas, Azikin menganjurkan agar aparat Inspektorat saling belajar.

Dalam kesempatan tersebut, Azikin juga menegaskan perlunya penegakan etika. "Kalau memang salah, katakan salah! Jangan takut, jangankan dunia, diakhiratpun akan saya pertanggungjawabkan kalau memang benar!"

"Program tahun pengawasan ini gila! Orang-orang yang dihadapi juga gila, maka tidak ada salahnya kita juga sedikit gila! Kita buktikan kesolidan Korp Inspektorat dengan mensukseskan 2010 sebagai Tahun Pengawasa!" kata Azikin berapi-api.

Dalam kesempatan ini, disiplin kembali menjadi sorotan. Salah seorang Auditor, Zulfikar Anwar mempertanyakan tidak adanya sanksi bagi pelanggaran disiplin, "Harusnya ada punish yang diberikan".

Zulfikar mencontohkan pelaksanaan apel pagi, "minimal kita belajar jujur pada diri sendiri, kalau tidak apel pagi tidak usah isi absen apel".

Sementara itu, Inspektur Pembantu Wilayah II, Jalaluddin Made mengusulkan pelaksanaan inspeksi mendadak untuk mengatasi masalah kurang disiplinnya pegawai, "Sekali-kali Inspektur mengadakan sidak pada jam-jam 8 pagi sampai jam 2 siang!

Mudah-mudahan penegakan disiplin dapat mendorong akselerasi program Tahun Pengawasan, "Dengan suksesnya Tahun Pengawasan pada 2010 ini, maka pada 2011 nanti, Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan menjadi Inspektorat percontohan se Sulawesi Selatan" harap Azikin.

Selengkapnya…

Selasa, 15 Desember 2009

Fahami Mekanisme Penyusunan Kebijakan Daerah

MAKASSAR— Inspektur Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. H. Azikin Solthan, M.Si. mengharapkan agar Aparat inspektorat lebih memahami secara teknis tentang teknik dan prosedur pembuatan produk hukum daerah.

“Pejabat Fungsional Auditor, agar lebih memahami secara teknis tentang teknik dan prosedur pembuatan peraturan daerah, peraturan kepala daerah dan keputusan kepala daerah sehingga mampu melaksanakan evaluasi terhadap kebijakan daerah berdasarkan standar evaluasi yang berlaku.”

Harapan tersebut disampaikan oleh Azikin dalam sambutannya pada pembukaan Bimbingan Teknis Evaluasi Kebijakan Daerah yang dibacakan oleh Inspektur Wilayah II Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan, Drs. H. Jalaluddin Made di Makassar siang ini.

Azikin berharap agar melalui Bimbingan Teknis ini, Pejabat Fungsional Auditor dapat mengembangkan wawasan, pengetahuan dan pemahaman holistik yang meliputi produk hukum daerah secara umum, teknik penyusunan produk hukum daerah, mekanisme atau prosedur produk hukum daerah dan mekanisme evaluasi produk hukum daerah.

“Evaluasi terhadap kebijakan daerah atau regulatory review (RR) sebagai bagian dari fungsi pengawasan, dibutuhkan untuk mencegah lahirnya kebijakan daerah yang berlebihan atau yang didesain secara buruk”, tegas Azikin.

“Selain itu”, lanjut Azikin, “Bimbingan Teknis ini bisa menjadi media bagi para Auditor untuk membenahi diri dan meningkatkan kemampuan keilmuan, teknis, wawasan, dan kinerjanya sehingga dapat memenuhi harapan dan kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat dan Pemerintah Daerah”

Diakhir sambutannya, Azikin mengharapkan agar peserta bersungguh-sungguh dalam mengikuti semua materi dengan baik, tekun, disiplin, dan bertanggung jawab, sehingga dapat memahami dan mengimplementasikan dalam pelaksanaan tugas sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan itu pula, Drs. H. Jalaluddin Made atas nama Dr. H. Azikin Solthan, M.Si. selaku Inspektur Provinsi Sulawesi Selatan membuka acara dengan resmi.

Menurut keterangan panitia yang disampaikan oleh Muhammad Kasman, acara yang diikuti oleh 40orang peserta dari berbagai kabupaten ini akan berlangsung selama 5 hari dari tanggal 15 – 19 Desember 2009.

“Pemateri yang akan hadir ada tiga orang, satu orang dari Biro Hukum dan HAM Setda Prov. Sulsel, sedangkan dua orang lainnya adalah akademisi dari Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin”,terang Kasman.

Salah seorang peserta, Chairil Bachtiar mengemukakan bahwa Bintek ini sangat penting untuk memberikan pemahaman dasar mengenai produk hukum daerah, “apalagi bagi kami yang tidak berasal dari fakultas hukum”, ujar Sarjana Ekonomi yang menjadi utusan Inspektorat Provinsi ini.

Sementara itu, peserta lain, Nasrullah mengharapkan agar materi bintek jangan sampai seperti materi kuliah di fakultas hukum, “jangan sampai penyampaian materinya sangat kaku, dan lebih focus pada kebutuhan kita sebagai aparat inspektorat”, harap Nasrullah.


Selengkapnya…

Senin, 14 Desember 2009

Gelar Doktor dengan Predikat Cum Laude

MAKASSAR— Aula lantai III Gedung Ammanagappa UNM dipenuhi oleh sekitar 500-an orang undangan dari berbagai kalangan untuk menghadiri ujian promosi doktor bagi Drs. Azikin Solthan, M.Si, Inspektur Provinsi Sulawesi Selatan.

Senin siang 14 desember 2009, Drs. Azikin Solthan, M.Si mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pemerintahan Daerah Pasca Pilkada Langsung: Kebijakan Penyusunan APBD Kabupaten Bulukumba Tahun Anggaran 2007-2008” dihadapan dewan penguji yang ketuai oleh Prof. Arismunandar, Rektor UNM.

“Saya tertarik mengangkat kasus ini sebagai bahan penelitian karena terbukti bahwa pasca pilkada langsung diBulukumba, selama tiga tahun berturut-turut penetapan APBD Bulukumba selalu terlambat”, jelas Azikin.

Hal ini menurut Azikin, lantaran Bupati yang terpilih oleh rakyat secara langsung, mendapatkan dukungan minoritas di DPRD sehingga hubungan antara legislatif dan eksekutif menjadi kurang baik. “ini yang membuat pembahasan APBD molor terus”.

Mendengar pemaparan tersebut, salah seorang anggota dewan penguji, Dr. Muhammad Rusdi, M.S memancing dengan pertanyaan, “Anda sepakat dengan pemilihan langsung atau tidak?”. Azikin menjawab pertanyaan ini dengan cukup diplomatis bahwa titik tekannya pada penegakan demokrasi bahwa partisipasi rakyat yang tinggi menjadi tolok ukur keberhasilan demokrasi.

“dengan partisipasi rakyat yang tinggi maka kualitas demokrasi akan baik, tentu hubungan antara eksekutif dan legislatif hendaknya dibangun dalam pola sebagai mitra, sehingga kepentingan masyarakat dapat dicapai bersama”, terang Azikin.

Drs. Azikin Solthan, M.Si maju sebagai kandidat doktor di bidang Administrasi public dengan promotor Prof. Dr. H. Mappa Nasrun, MA dengan dua orang kopromotor, Prof. Dr. H. Juanda Nawawi, M.Si dan Prof. Dr. H. Abdul Salam, M.Si.

Sidang yang berlangsung sekitar dua jam setengah ini berakhir dengan pembacaan keputusan sidang dewan penguji yang menyatakan bahwa Azikin Soltan dinyatakan lulus dengan predikat cum laude. Dan menjadi lulusan program doktoral pertama di UNM yang meraih gelar “dengan pujian” ini.

Di sela-sela sidang, hadirin di hibur dengan tari-tarian dari empat etnis yang mendiami jazirah Sulawesi Selatan, yakni Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja. Persembahan tarian ini berhasil memukau para hadirin yang hadir.

Setelah sidang berakhir, Azikin Solthan yang didampingi oleh istri, anak dan menantu tercinta mendapatkan ucapan selamat dari keluarga dan sahabat serta kawan dan handai taulan. Selamat pak Doktor. sekarang Anda sudah pantas disebut Yang Maha Terpelajar Dr. H. Azikin Solthan, M.Si.

Selengkapnya…

Senin, 07 Desember 2009

Petuah Inspektur di Syukuran Para Magister

MAKASSAR-- Azikin Sholtan menekankan pentingnya disiplin bagi seorang PNS, terutama bagi PNS pada Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan. Karena bagi Azikin, PNS Inspektorat harus menjadi contoh bagi PNS SKPD lain.

“2010 merupakan tahun pengawasan, olehnya ituInspektorat harus menjadi contoh bagi SKPS lain sebelum menuntut SKPD lain untuk disiplin dalam menjalankan aturan” demikian terang Azikin.

Hal ini diungkapkan Azikin ketika memberikan sambutan pada syukuran bagi Sembilan orang PNS Inspektorat Prov. Sulsel yang telah berhasil menyelesaikan program beasiswa pascasarjana di Unhas.

Pada kesempatan ini pula, Azikin mencontohkan, “kalau di suruh untuk ikut apel pada hari senin, ya harus ikut apel”. Bagi Azikin, ikut apel pagi merupakan salah satu contoh disiplin yang paling sederhana.

“Disiplin itu mudah diucapkan tetapi sulit untuk dilaksanakan”, kembali Azikin menekankan.

Dalam pelaksanaan disiplin ini, Azikin mengharapkan kesadaran dari masing-masing individu pegawai, “saya bukan tipe orang yang suka marah-marah, saya lebih suka menghibur orang dengan bernyanyi”. Menurutnya, orang yang suka marah-marah itu, itu demokratis tapi feodal.

Selain itu, kepada hampir seluruh PNS Inspektorat yang hadir, Azikin juga menyampaikan harapah, “Saya mengharapkan kebersamaan, karena saya tidak memiliki apa-apa”. Bagi Azikin, dengan kebersamaan, segala sesuatunya bisa dilaksanakan dengan baik.

Acara diakhiri dengan makan siang bersama, mari makan dan jangan lupa berdoa.

Selengkapnya…

Rabu, 02 Desember 2009

Pengajian Kamisan Mushalla Kantor Inspektorat

MAKASSAR-- Rutinitas pengajian tiap hari kamis ba'dha dhuhur kembali berlangsung di Mushalla Al Ikhlas Kantor Inspektorat Provinisi Sulawesi Selatan. Pengajian Kamisan kali ini mengangkat tema "Tafsir Al Fatihah" dengan menghadirkan ustdz Zaid Abdul Shamad Lc.

Dihadiri oleh sekitar 20-an jamaah, pengajian kamisan berlangsung dalam suasana sederhana dan bersahaja. Ustadz Zaid Abdul Shamad Lc. memulai pembahasannya dengan membaca Surah Al Fatihah beserta terjemahannya secara lafdziyah.

"Sebelum kita membaca Al fatihah dan surah lain dalam al qur'an, hendaknya kita membaca ta'awuz" jelas Zaid, "ini agar kita semua terhindar dari godaan syaithan" lanjutnya.

Menurut Zaid, syeitan merupakan musuh utama umat manusia, musuh yang harus dihindari dengan usaha keras karena godaannya sangat lihai. "Jangankan kita yang cuma diperingati oleh teman atau ustadz, Nabi Adam saja yang diperingati langsung oleh Allah masih tergoda sehingga memakan buah khuldi".

"Syeitan itu sangat pintar menggoda, dia akan membuat indah semua yang haram dan menghalangi kita menuju kepada yang baik. Tapi godaan terbesar bagi manusia adalah perempuan", terang Zaid.

Zaid juga menceritakan bahwa ada seorang ulama mengatakan "saya lebih siap menjaga segudang uang daripada seorang perempuan yang pesek dan hitam", hal ini menunjukan betapa takutnya ulama terhadap godaan syahwat.

Setelah menjelaskan makna ta'awuz, Zaid juga menjelaskan makna basmalah. Menurutnya, dengan membaca basmalah, ada tiga hal yang harus dicamkan dalam hati, "Saya lakukan karena diperintahkan oleh allah, saya lakukan demi mencari ridho Allah, dan saya lakukan sesuai dengan petunjuk Allah".

Kunci dari ibadah, menurut Zaid, adalah sikap mahabbah (cinta), raja' (harap) dan Khauf (takut) kepada Allah. Ketiga sikap dasar ini dapat diperoleh di tiga ayat Al fatihah.

"alhamdulillahi rabb al alamin bermakna sikap syukur kepada Allah yang akan melahirkan rasa cinta. ar rahman ar rahim bermakna lahirnya pengharapan atas rahman dan rahim Allah. Malik yaum ad din bermakna pengingat akan adanya maut sehingga menumbuhkan rasa takut". ulas Zaid.

Diakhir pertemuan, Zaid mengingatkan kisah tentang seorang istri yang sholeh ketika mengantar suaminyasampai di pintu ketika akan berangkat kerja. Sang istri berkata, "hati-hatilah mencari rizki, kami akan kuat untuk menahan lapar, tapi kami tidak akan kuat menahan api neraka karena mengkonsumsi rizki yang tidak halal".

Sungguh mulia sikap istri seperti ini. Memang terkesan sulit untuk menemukan istri yang seperti ini, tapi ini bukanlah hal yang mustahil.

Selengkapnya…

Selasa, 01 Desember 2009

Workshop Penyusunan LPPD

MAKASSAR-- Bertempat di Morante Room Hotel Singgasana, Biro Pemerintahan Daerah Setda Prov Sulsel melaksanakan Workshop Penyusunan LPPD dalam rangka EKPPD yang diikuti oleh perwakilan dari seluruh Pemerintah Kab/Kota se-Sulawesi Selatan serta SKPD di lingkup Pemprov. Sulawesi Selatan.

Acara yang dilaksanakan selama dua hari yaitu Senin s.d Selasa, 30 Nopember s.d 01 Desember 2009tersebut dibuka oleh Asisten Kesejahteraan Rakyat, Ir. H. Amal Natsir mewakili Sekretaris Daerah Prov. Sulawesi Selatan.

Adapun tujuan dilaksanakannya acara ini adalah sebagai upaya pembinaan, pengkoordinasian dan supervisi dari urusan penyelenggaraaan Pemerintahan di daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan yang meliputi pelaksanaan, dan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang akurat dan akuntabel.

Hari pertama workshop diisi tentang Kebijakan Pemerintah dalam rangka EKPPD oleh Bapak Bonar, pemateri dari Irjen Depdagri, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan Hasil Evaluasi LPPD Prov. Sulsel Tahun 2007 dalam rangka EKPPD oleh Kepala Biro Pemerintahan Daerah yang diwakili oleh Bapak Munajat, M.Si.

Hari kedua workshop diisi dengan materi Teknik penyusunan dan pengolahan data LPPD dalam rangka EKPPD oleh Iskandar Novianto, Ak., M.Si dari BPKP Pusat. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan Hasil Evaluasi LPPD Kab./Kota Tahun 2007 oleh Inspektur Provinsi Sulsel yang diwakili oleh Bapak Abidin Sabang, SE yang saat ini menjabat sebagai inspektur Wilayah IV pada Inspektorat Prov. Sulsel.

Dari pemaparan Abidin, berdasarkan hasil evaluasi tim daerah LPPD Kab./Kota Tahun 2007 terungkap Daftar peringkat kinerja untuk pemerintah kota lingkup Sulsel sebagai berikut:
a. Kota Parepare nilai 3,084 dengan prestasi SANGAT TINGGI
b. Kota Palopo nilai 3,018 dengan prestasi SANGAT TINGGI
c. Kota Makassar nilai 2,570 dengan prestasi TINGGI

Sementara itu, peringkat kinerja untuk pemerintah kabupaten lingkup Sulsel sebagai berikut:
a. Kabupaten Sidrap nilai 3,067 dengan prestasi SANGAT TINGGI
b. Kabupaten Soppeng nilai 3,056 dengan prestasi SANGAT TINGGI
c. Kabupaten Takalar nilai 2,979 dengan prestasi TINGGI

Setelah pemaparan materi, sesi berikutnya diisi dengan Focus group Discussion (FGD) terkait teknik penyusunan dan pengolahan data LPPD. Pada sesi ini, peserta dibagi menjadi lima kelomppok besar dengan melibatkan beberapa unsur BPKP Perwakilan dan inspektorat Provinsi Sulsel sebagai fasilitator diskusi.

Dari Inspektorat Provinsi Sulsel terlihat bapak Ir. Amiruddin, MT., Zulfikar Anwar, SH dan Muh. Yuswan Yasir, SS. sebagai fasilitator. Sementara itu yang bertindak sebagai peserta, Inspektorat Provinsi Sulsel menugaskan Bapak Muhammad Kasman, SE.

Workshop berakhir pada pukul 14.00 siang yang ditutup dengan makan siang bersama bagi seluruh peserta, panitia, fasilitator dan pemateri.

Selengkapnya…

Senin, 30 November 2009

Theofilus Allorerung, SE Dilantik Jadi Sekda Toraja


MAKALE-- Hari ini Senin, 30 Nopember 2009, Bupati Toraja, J Amping Situru melantik Theofilus Allorerung SE sebagai Sekkab Tana Toraja di Gedung Wanita Makale. Sebelumnya, posisi ini dijabat pelaksana tugas Ayub Toding Allo SH, Kepala BPKKD Toraja.

Acara pelantikan Theofilus, dihadiri para anggota Muspida dan para pejabat eselon dua dan tiga serta para PNS dalam jajaran Pemkab Tana Toraja. Bahkan D
arma Wanita Persatuan Unit Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan juga turut hadir dalam acara tersebut.

Pada kesempatan tersebut Amping Situru mengatakan, "Saya selaku Bupati merupakan atasan dari Pak Theofilus. Dan sebagai orang tua, pasti selalu mendoakan anaknya agar dapat maju terus. Terus terang, Theopilus dilepas oleh Pak Gubernur di provinsi karena ada maksud tertentu. Apalagi baliho Pak Theofilus sudah terpasang di mana-mana."

Sambutan Amping tersebut disambut aplus ratusan hadirin yang memadati Gedung Wanita Kabupaten Toraja. Apalagi Amping juga seperti m
elontarkan 'lampu hijau' kepada Theofilus untuk melanjutkan estafet kepemimpinannya.

Amping, secara tersirat menyebutkan bahwa ia menaruh harapan agar Theofilus dapat meneruskan kepemimpinannya di Bumi Lakipadada lima tahun ke depan. Secara diplomatis, Amping mengungkapkan, ''Kami berharap agar pelantikan Theopilus sebagai Sekda Tana Toraja merupakan pra pelantikan dari pelantikan berikutnya.''

Amping juga sangat bersyukur dengan dilantiknya Sekda defebitif karena tugasnya akan semakin ringan. "Tugas akan saya akan semakin ringan dibandingkan sebelumnya. Sekarang sudah ada Sekda defenitif yang membatu saya untuk menjalankan sebagian tugas-tugas. Jadi saya sudah bisa agak terlambat bangun pagi," ungkap Bupati sedikit berkelakar karena sebagian tugasnya akan dijalankan oleh Theofilus.

Sebagai Bupati, Amping mengharapkan agar agar dirinya dapat menyelesaikan tugasnya selaku Bupati Toraja yang tersisa sepuluh bulan
lagi dengan ending manis dan semua itu dapat dicapai bila Theofilus membantunya dalam menjalankan sebagian tugas-tugasnya dalam menyelenggaran roda pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.

Sebagai informasi, Theofilus Allorerung sebelumny
a menjabat Kepala Inspektorat Propinsi Sulawesi Selatan. Kemudian dilantik sebagai Sekda Toraja berdasarkan SK Gubernur Sulsel, H Syahrul Yasin Limpo, No. 820.2-19/19 Nopember 2009.

Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo menempatkan Theofilus sebagai Sekda Toraja karena ada maksud tertentu. Kabarnya, orang nomor satu di Golkar Sulsel ini, menginginkan mantan Kepala Inspektorat Sulsel ini jadi '01' di Bum
i Lakipadada.


Theofilus Allorerung, SE sedang mengangkat Sumpah Jabatan sebagai Sekda Toraja


PNS yang menghadiri acara pelantikan Theofilus Allorerung, SE sebagai Sekda Toraja

Selengkapnya…